"Petaka" tak hanya berhenti di situ. Piala Dunia 2014 ternyata telah menyeret Brasil ke dalam kubangan keterpurukan. Bahkan, mengutip Bloomberg, pertumbuhan ekonomi melambat 1,35 persen tahun ini ketimbang 2013. Lebih rendah dari rerata pertumbuhan ekonomi negara-negara Amerika Latin lainnya.
Khusus industri perhotelan, tingkat huniannya pun jatuh 3 persen menjadi 65 persen dengan tingkat rerata harian merosot 0,5 persen dibandingkan pertumbuhan 7,7 persen pada 2012. Ini bisa terjadi, karena menjelang laga Piala Dunia, hotel-hotel baru banyak dibangun. Sayangnya, hotel-hotel tersebut bermasalah.
Menurut The Washington Post, banyak hotel yang tidak bisa digunakan saat Piala Dunia berlangsung karena konstruksinya belum rampung. Ada juga proyek hotel yang mangkrak dan ditinggalkan begitu saja karena sang pemilik kekurangan dana.
Kendati mampu menarik ratusan ribu pengunjung asing, namun tidak secara signifikan mampu mendongkrak bisnis dan perjalanan domestik. Yang ada harga-harga semakin meroket tak terkendali. Fenomena tersebut bukannya tak disadari. Efek Piala Dunia telah membuat segala hal menjadi mahal.
Berbeda dengan Afrika Selatan. Meskipun pernah menjadi tuan rumah Piala Dunia 2010, namun nasib mereka sedikit lebih baik. Afrika Selatan berhasil menyiasati hotel-hotel bintang lima yang kosong dengan melakukan kampanye pariwisata berkelanjutan. Sehingga hotel-hotel kosong tersebut dapat terisi sesuai ekspektasi.[kmps]
0 Response to "Piala Dunia Berakhir, Ekonomi Brazil Dalam Jurang Keterpurukan"
Post a Comment